Rabu, 23 September 2015
Jangan Ada yang Seperti Aku (Dulu) untuk Indonesia
Sebagai seorang yang berasal dari daerah yang tidak terlalu "kota", saya sadar bahwa saya banyak ketinggalan dari teman-teman yang berasal dari daerah yang sudah sangat "kota". Bahkan untuk takaran daerah saya sendiripun saya masih banyak tertinggal. Ya, saya adalah pribadi yang introvert, sangat pemalu, dan tidak banyak bicara. Di atas panggung? tidak-tidak, saya bisa mati mendadak!
Ketika teman-teman sedang antusias bercerita tentang ingin menjadi apa mereka kelak, saya masih kebingungan akan jadi apa saya kelak. Saat teman-teman menulis dan mulai menyanyikan lagu karangan mereka, saya hanya bisa terkagum. Saat teman-teman menari di atas panggung saya juga tetap saja hanya bisa terkagum.
Saya tidak bisa apa-apa, begitulah saya.Tidak berani bermimpi dan apalagi berbuat apa-apa. Saya hanya surya.
Begitulah gambaran tentang diri saya pada saat masih sekolah dulu, bahkan sampai duduk di kursi SMA saya masih merupakan pribadi yang sama.
lalu masa-masa kuliah mulai mengubah kepribadian saya. mungkin dikarenakan saya jauh dari rumah dan dituntut untuk lebih mandiri membuat saya harus bisa melakukan semua hal.
akses informasi juga lebih mudah saya dapatkan karena, saya jadi belajar banyak hal mulai dari hidroponik, prakarya, wirausaha, "internet matter", dan masih banyak lagi. karena jurusan yang saya ambil adalah keguruan, maka saya dituntut untuk bisa percaya diri di depan kelas. anehnya saya tidak pernah merasa canggung berada di depan kelas. Bahkan saya ketagihan mengajar dan memberikan beberapa kelas-kelas murah.
lalu kenallah saya pada PPAN yang kemudian menjadi salah satu impian saya. beberapa kali gagal tidak menjadikan saya jera mencoba kembali, saya bahkan menuliskan janji di buku kecil saya bahwa saya akan menjadi salah satu dari kawan-kawan yang terpilih menjadi peserta PPAN. Impian itu terpatri melalui catatan kecil itu. saya tidak tahu apa yang terjadi jika saya tidak menuliskan impian yang satu ini. mungkin saya tidak harus menulis sesuatu sebagai pemenuhan tugas dari kakak senior untuk Pertukaran Pemuda Antar Negara. Ya, sampai saya telah terpilih menjadi salah satu delegasi AIYEP 2015 atau PPIA 2015 (Pertukaran Pemuda Indonesia - Australia 2015)
lalu apa yang akan saya berikan untuk Indonesia setelah program?
Setelah program saya akan berusaha agar para pelajar di daerah saya menjadi lebih berani dalam bermimpi, saya akan yakinkan bahwa mereka juga mampu membuat karya-karya yang mengagumkan (dengan membuat bengkel seni skala kecil dan semoga semakin besar), saya akan yakinkan mereka bahwa mereka mampu melakukan apapun yang pernah mereka impikan. Saya akan memberikan kelas-kelas singkat yang bisa membuat mereka terinspirasi dengan kisah-kisah sahabat-sahabat yang telah saya temui. semua untuk memastikan agar Jangan Ada yang Seperti Aku (Dulu) Untuk Indonesia.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk bermimpi! Bermimpilah yang besar!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar